Pendidikan
merupakan kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan
kapanpun manusia itu berada, pasti terdapat pendidikan. Karena pada hakekatnya,
pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan
semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki penduduk lebih dari 220 juta
jiwa. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari
berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan , kelompok dan agama, dan strata
sosial. Kondisi dan situasi seperti ini merupakan suatu kewajaran sejauh
perbedaan-perbedaan ini disadari keberadaannya dan dihayati. Sejak
krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998, Indonesia seakan
terpuruk di segala bidang mulai ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan
juga termasuk pendidikan.
Pendidikan dan keadaan sosial saling berkaitan dan
mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya.
Jika
kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja memprihatinkan. Terjadinya
kesenjangan sosial dimana sekolah-sekolah
yang berada dekat dengan pusat perkotaan cendrung akan memiliki kondisi yang
cukup baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada di penggiran
ataupun tempat terpencil, sehingga
proses pengembangan perserta didik cendrung tidak merata disetiap daerah.
Minimnya fasilitas pendidikan di daerah-daerah, baik sarana
maupun prasarana pendidikan. Masih saja terdengar kabar ada bangunan sekolah
yang tidak layak untuk digunakan. Banyaknya
anak-anak jalanan yang tidak bersekolah. Selain itu, mahalnya
biaya pendidikan yang menyebabkan masyarakat berpikir ulang untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal hal tersebut merupakan suatu bukti nyata bahwa pemerintah kita belum mampu mengurusi pendidikan bagi rakyatnya secara serius.
Seolah-olah pemerintah tidak melihat realita yang terjadi di
masyarakatnya.
Apa solusinya? Pendidikan
sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi kita yang hidup dalam
era transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat
zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan sepanjang hayat adalah
jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Dunia yang selalu
berubah ini membutuhkan suatu sistem pendidikan yang fleksibel. Pendidikan
harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Pendidikan
sepanjang hayat bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik
dengan persekolahan, pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu proses
berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan sepanjang hayat
bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang
menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada.
Dengan kata lain pendidikan sepanjang hayat menembus batas-batas kelembagaan,
pengelolaan, dan program sistem pendidikan.
Pada
jalur pendidikan luar sekolah, kegiatan pembelajaran kelompok menjadi ciri
utama. Dalam perkembangannya, kegiatan pembelajaran dalam pendidikan luar
sekolah telah memperoleh dukungan dari berbagai teori pembelajaran dan dari
pengalaman para praktisi di lapangan sehingga muncul kegiatan pembelajaran
partisipatif. Dewasa ini pembelajaran partisipatif tidak saja digunakan dalam
program-program pendidikan luar sekolah tetapi juga telah diserap serta
diterapkan pada program-program pendidikan sekolah. Dengan demikian
pembelajaran partisipatif telah menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang
dapat digunakan dan dikembangkan di dalam proses pendidikan baik di satuan
pendidikan sekolah maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Upaya
penerapan pembelajaran partisipatif pada pendidikan sekolah dapat dipertegas
dengan menekankan peranan pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar secara aktif dan partisipatif. Keterlibatan pendidik dapat meliputi
dua hal penting. Pertama, dalam penyusunan dan pengembangan program belajar
serta yang kedua, dalam upaya menumbuhkan kondisi supaya peserta didik
melakukan kegiatan belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan
pengembangan program pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan
asesmen kebutuhan belajar; identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan
dalam pembelajaran; menyusun tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses
pembelajaran, serta melaksanakan dan menilai program pembelajaran. Keterlibatan
pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik
untuk belajar meliputi upaya menciptakan iklim belajar yang partisipatif.
Produk
dari suatu proses pembelajaran baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar
sekolah adalah perubahan tingkah laku peserta didik selama dan setelah
mengikuti proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut mencakup ranah
afektif, kognitif, dan psiko-motorik. Ranah afektif adalah sikap dan aspirasi
peserta didik dalam lingkungannya melalui tahapan penerimaan stimulus, respons,
penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi diri dalam menghadapi stimulus
dari lingkungan. Ranah kognitif adalah kecakapan peserta didik yang diperoleh
melalui pengetahuan, pemahaman, penggunaan, analisis, sintesis, dan evaluasi
terhadap sesuatu berdasarkan asas-asas dan fungsi kelimuan. Asas keilmuan yang
objektivitas, observabilitas, dapat diukur, dan bernilai guna, sedangkan fungsi
keilmuan adalah menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengandalkan.
Psiko-motorik atau skills adalah penguasaan dan penggunaan sesuatu keterampilan
melalui tahapan rangsangan, kesiapan merespons, bimbingan dalam melakukan
respons, gerakan mekanik, respons yang lebih kompleks, adaptasi, dan melakukan
sendiri. Tegasnya perubahan tingkah laku peserta didik dalam ranah afektif,
kognitif, psiko-motorik, dan konatif merupakan produk pembelajaran.
Salah
satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta
mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang
hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan
kehidupan yang selalu berubah. Dengan terus menerus
belajar, manusia akan senantiasa siap mengantisipasi perubahan yang
timbul atau bahkan perubahan yang diperoleh sebagai akibat langsung dari proses
belajar yang senantiasa dilakukan. Konsekuensi perubahan yang terjadi akan
menjadi titik tolak bagi manusia untuk senantiasa terus belajar agar selalu
siap mengantisipasi perubahan yang akan muncul lagi. Sebab, perubahan merupakan
sesuatu yang abadi yang selamanya akan muncul. Dengan
pengetahuan yang selalu diperbaharui dari proses belajar, manusia tetap dapat
memberikan sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar