Selasa, 10 Januari 2012

Permasalahan Pendidikan dan Alternatif Solusinya


Pendidikan merupakan kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapanpun manusia itu berada, pasti terdapat pendidikan. Karena pada hakekatnya, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan memiliki penduduk lebih dari 220 juta jiwa. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, adat-istiadat, golongan , kelompok dan agama, dan strata sosial. Kondisi dan situasi seperti ini merupakan suatu kewajaran sejauh perbedaan-perbedaan ini disadari keberadaannya dan dihayati. Sejak krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998, Indonesia seakan terpuruk di segala bidang mulai ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan juga termasuk pendidikan.
Pendidikan dan keadaan sosial saling berkaitan dan mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya. Jika kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih saja memprihatinkan. Terjadinya kesenjangan sosial dimana sekolah-sekolah yang berada dekat dengan pusat perkotaan cendrung akan memiliki kondisi yang cukup baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada di penggiran ataupun  tempat terpencil, sehingga proses pengembangan perserta didik cendrung tidak merata disetiap daerah. Minimnya fasilitas pendidikan di daerah-daerah, baik sarana maupun prasarana pendidikan. Masih saja terdengar kabar ada bangunan sekolah yang tidak layak untuk digunakan. Banyaknya anak-anak jalanan yang tidak bersekolah. Selain itu, mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan masyarakat berpikir ulang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal hal tersebut merupakan suatu bukti nyata bahwa pemerintah kita belum mampu mengurusi pendidikan bagi rakyatnya secara serius. Seolah-olah pemerintah tidak melihat realita yang terjadi di masyarakatnya.
Apa solusinya? Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi kita yang hidup dalam era transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan sepanjang hayat adalah jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem pendidikan yang fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Pendidikan sepanjang hayat bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan sepanjang hayat bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dengan kata lain pendidikan sepanjang hayat menembus batas-batas kelembagaan, pengelolaan, dan program sistem pendidikan.
Pada jalur pendidikan luar sekolah, kegiatan pembelajaran kelompok menjadi ciri utama. Dalam perkembangannya, kegiatan pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah telah memperoleh dukungan dari berbagai teori pembelajaran dan dari pengalaman para praktisi di lapangan sehingga muncul kegiatan pembelajaran partisipatif. Dewasa ini pembelajaran partisipatif tidak saja digunakan dalam program-program pendidikan luar sekolah tetapi juga telah diserap serta diterapkan pada program-program pendidikan sekolah. Dengan demikian pembelajaran partisipatif telah menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan di dalam proses pendidikan baik di satuan pendidikan sekolah maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Upaya penerapan pembelajaran partisipatif pada pendidikan sekolah dapat dipertegas dengan menekankan peranan pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar secara aktif dan partisipatif. Keterlibatan pendidik dapat meliputi dua hal penting. Pertama, dalam penyusunan dan pengembangan program belajar serta yang kedua, dalam upaya menumbuhkan kondisi supaya peserta didik melakukan kegiatan belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan pengembangan program pembelajaran, pendidik bersama peserta didik melakukan asesmen kebutuhan belajar; identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran; menyusun tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses pembelajaran, serta melaksanakan dan menilai program pembelajaran. Keterlibatan pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar meliputi upaya menciptakan iklim belajar yang partisipatif.
Produk dari suatu proses pembelajaran baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah adalah perubahan tingkah laku peserta didik selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut mencakup ranah afektif, kognitif, dan psiko-motorik. Ranah afektif adalah sikap dan aspirasi peserta didik dalam lingkungannya melalui tahapan penerimaan stimulus, respons, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi diri dalam menghadapi stimulus dari lingkungan. Ranah kognitif adalah kecakapan peserta didik yang diperoleh melalui pengetahuan, pemahaman, penggunaan, analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap sesuatu berdasarkan asas-asas dan fungsi kelimuan. Asas keilmuan yang objektivitas, observabilitas, dapat diukur, dan bernilai guna, sedangkan fungsi keilmuan adalah menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengandalkan. Psiko-motorik atau skills adalah penguasaan dan penggunaan sesuatu keterampilan melalui tahapan rangsangan, kesiapan merespons, bimbingan dalam melakukan respons, gerakan mekanik, respons yang lebih kompleks, adaptasi, dan melakukan sendiri. Tegasnya perubahan tingkah laku peserta didik dalam ranah afektif, kognitif, psiko-motorik, dan konatif merupakan produk pembelajaran.
Salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah melalui belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu berubah. Dengan terus menerus belajar, manusia akan senantiasa siap mengantisipasi perubahan yang timbul atau bahkan perubahan yang diperoleh sebagai akibat langsung dari proses belajar yang senantiasa dilakukan. Konsekuensi perubahan yang terjadi akan menjadi titik tolak bagi manusia untuk senantiasa terus belajar agar selalu siap mengantisipasi perubahan yang akan muncul lagi. Sebab, perubahan merupakan sesuatu yang abadi yang selamanya akan muncul. Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui dari proses belajar, manusia tetap dapat memberikan sumbangan bagi kehidupan di lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar