Senin, 30 Januari 2012

Bahasa Indonesia Yang Gaul


Bahasa tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa itu merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers).  Untuk berkomunikasi dengan orang lain kita membutuhkan bahasa yang bisa membuat kita saling mengerti dan memahami apa yang kita sampaikan dengan orang lain. Dari masa ke masa memang bahasa terus berubah dan mengalami perkembangan. Hal ini dirasa wajar karena kehidupan manusia itu dinamis, selalu mengalami perkembangan.
Bahasa Indonesia yang selalu kita gunakan pun juga terus berubah. Fenomena munculnya bahasa gaul yang biasa dibilang alay semakin menggema. Dewasa ini, penggunaan bahasa Indonesia kian tergeser oleh bahasa gaul, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia media. Anak muda sekarang cenderung menggandrungi bahasa ini, namun ada juga yang tidak suka. Fenomena ini senantiasa bisa salah kaprah atau bahkan bisa merusak.
Keberadaan bahasa alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi yang gaul dalam pergaulan sehari-hari. Baik secara lisan maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagai media untuk berekspresi. Namun, tanpa disadari, semakin lama bahasa alay bisa mengancam eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena semakin jauh berbeda dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seharusnya kaum muda bisa menempatkan dirinya dan mengikuti kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, karena bahasa menunjukkan jati diri dan karakter seseorang dan juga bangsa.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah akan dibawa kemana bahasa Indonesia yang notabene adalah bahasa persatuan kita ini? Apakah kita akan terus terlarut dalam penggunaan bahasa asing, bahasa alay dan bahasa gaul yang kian meruntuhkan integritas bahasa Indonesia itu sendiri? Jawabannya ada pada diri kita sebagai bangsa yang mencintai bangsanya dan bahasanya.
Di satu sisi, pengucapan bahasa merupakan hak dari penuturnya. Terserah penutur ingin menggunakan bahasa apa saja. Akan tetapi bahasa itu seperti halnya dengan manusia. Bahasa bisa hidup dan juga bisa mati. Apakah kita akan membiarkan bahasa Indonesia itu mati?  Sebagaimana dengan hakikat bahasa itu sendiri, bahasa itu bersifat dinamis. Bahasa akan terus berkembang, baik secara kontak sosial langsung maupun tidak langsung. Bahasa Indonesia pun juga demikian. Keterbukaan dirasa perlu agar bahasa Indonesia menjadi bahasa yang berkualitas, artinya bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa komunikasi semata, tetapi juga sebagai bahasa pendidikan.
Di sisi lain, munculnya berbagai macam bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia tidak semuanya berdampak buruk terhadap bahasa Indonesia. Munculnya beragam jenis bahasa asing juga bisa memperkaya bahasa Indonesia itu sendiri. Akan tetapi, perlu adanya kontrol agar penggunaan istilah asing tersebut proporsional. Di sinilah peran Badan Penelitian Pengembangan dan Pembinaan Bahasa diperlukan untuk menyaring istilah bahasa asing yang masuk ke dalam Bahasa Indonesia dan melakukan kontrol terhadap penggunaan bahasa itu sendiri.
Bahasa alay yang semakin sering digunakan oleh kaum muda Indonesia saat ini hanya punya syarat mengancam dan merusak bahasa Indonesia apabila digunakan pada media yang tidak pada tempatnya. Sebaliknya, jika bahasa alay hanya digunakan sebagai bahasa pergaulan, atau digunakan di media-media baru yang memilih cara interaksi yang baru seperti situs jejaring sosial Facebook ataupun Twitter, maka bahasa “alay” tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Biarkan bahasa-bahasa gaul tersebut berinteraksi pada tempatnya. Dengan keberadaan bahasa gaul akan dapat memperkaya kajian para ahli linguistik. Kita tidak perlu gelisah secara berlebihan terhadap fenomena menjamurnya bahasa “alay” atau bahasa gaul di kalangan kaum muda masa kini. Bahasa “alay” tidak akan merusak bahasa Indonesia. Dengan munculnya beragam bahasa alay dan bahasa gaul, maka eksistensi Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang sesuai zamannya, dengan adanya berbagai variasi bahasa di sekitarnya. Sudah selayaknya kita menjadikan Bahasa Indonesia untuk berbicara satu sama lain dalam kehidupan kita sehari-hari karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan kita. Selain itu, bahasa merupakan cermin jati diri dan karakter suatu bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar