A.
Pengertian Behavioristik
Teori belajar behavioristik
merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
stimulus dengan respon yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Penerapannya
dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola
hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil belajar
siswa dapat optimal.
Sedangkan pembelajaran menurut
aliran behavioristik adalah upaya untuk membentuk perilaku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan agar terjadi hubungan antara lingkungan dengan
perilaku si belajar (Sugandi dan Haryanto : 2004).
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya
:
1.
mementingkan pengaruh
lingkungan
2.
mementingkan
bagian-bagian (elemantalistik)
3.
mementingkan peranan
reaksi
4.
mengutamakan mekanisme
terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
5.
mementingkan peranan
kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
6.
mementingkan
pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan hasil belajar dicapai
adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Konsekuensi teori
behavioristik adalah para guru yang menggunakan paradigma behavioristik akan
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga tujuan
pembelajaran yang sudah dikuasai siswa disampaikan secara utuh. Tujuan
pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian
suatu keterampilan tertentu. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori
behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.
Penerapan teori yang salah
dalam situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang
sangat tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai sentral bersikap
otoriter, komunikasi berlangsung 1 arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid.
B.
Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Behavioristik
1.
Teori belajar menurut Edward
Lee Thorndike
Seorang pendidik dan psikolog
berkebangsaan Amerika, mengemukakan bahwa belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus
(S) dengan respon (R). stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan
eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk
bereaksi/berbuat. Sedang respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan
karena adanya perangsangan. Teori belajar yang dikemukakan Thorndike sering
disebut dengan teori koneksionisme/teori asosiasi.
2.
Teori belajar menurut
Watson
Watson adalah seorang tokoh aliran
behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Meurutnya, belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon yang dimaksudkan harus berbentuk tingkah
laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
Watson adalah seorang behavioris
murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain
seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik
semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur.
3.
Teori belajar menurut
clark hull
Clark hull juga menggunakan
variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian
tentang belajar. Teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan
kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan
dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat
bermacam-macam bentuknya.
4.
Teori belajar menurut
Edwin Guthrie
Ia juga menggunakan variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun
ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau
pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark Hull. Guthrie percaya
bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam belajar.
5.
Teori belajar Skinner
Tokoh behavioris dengan pendekatan
model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses
operant conditioning yang berkebangsaan Amerika. Gaya mengajar guru dilakukan
secara searah dan dikontrol melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
Skinner menyatakan bahwa unsur
terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement), maksudnya
pengetahuan yang terbentuk melalui ingatan stimulus-respon akan semakin kuat
apabila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan menjadi 2 yaitu penguatan
positif dan penguatan negatif.
Bentuk-bentuk penguatan positif
misalnya : hadiah, permen, kado, makanan, perilaku (senyum, menganggukkan
kepala, untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol)/penghargaan.
Bentuk-bentuk penguatan negatif misalnya : menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan.
Beberapa kekeliruan dalam penerapan
teori Skinner : penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan
siswa dan sebagai hukumannya anak merasakan sendiri konsekuensi dari
perbuatannya. Kesalahan dalam penguatan positif terjadi dalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking juara dikelas yang mengharuskan anak
menguasai semua mata pelajaran.
C.
Prinsip-Prinsip Belajar
1.
Reinforcement and Punishment
Kosekuensi yang menyenangkan akan
memperkuat perilaku disebut penguatan (reinforcement). Sedangkan konsekuensi
yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku disebut hukuman (punishment).
2.
Primary and Secondary
Reinforcement
penguatan
efektif bagi subyek yang belum terlatih, artinya tidak dibutuhkan suatu latian awal
untuk memperkuat suatu respon, sedangkan secondary penguatan yang tidak
dapat berfungsi sebagai penguat secara alami. Agar penguatan tersebut jadi efektif, individu
harus memiliki pengalaman lebih dulu dengan penguatan tersebut.
3.
Schedule of Reinforcement
setiap
respon yang diinginkan muncul,maka pada individu diberikan reinforcement, jadwal
pemberian reinforcement dapat diberikan dengan berbagai cara, antara lain
didasarkan atas jumlah respon, tingkat respon atau pola respon yang
diinginkan.
4.
Contingency Management
suatu
tipe pengkondisian belajar dimana secara sukarela mengarahkan perilaku yang
diinginkan terhadap imbalan.
5.
Stimulus Control in Operant
Learning
tingkah laku bukanlah sekedar respon
terhadap stimulus, tetapi merupakan sutau tindakan yang disengaja atau operan
yang dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya.
6.
The elimination of Responses
jika sebuah respon menghasilkan efek
yang memuaskan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat,begitu juga
sebaliknya.
D.
Aplikasi/Penerapan Teori Behavioristik Dalam Pembelajaran
Aliran behavioristik
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan,
sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau
pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan
yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah.
Pembelajar diharapkan akan
memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa
yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Karena teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar
atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan
ditetapkan terlebih dulu secara ketat.
Tujuan pembelajaran menurut
teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedang belajar
sebagai aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis atau tes. Pembelajaran
mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih
banyak didasarkan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku tersebut.
Evaluasi menekankan pada respon
pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil
test. Evaluasi belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar
menjawab secara benar sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa
pebelajar telah menyelesaikan tugas belajrnya. Evaluasi belajar dipandang
sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan
setelah selesai kegiatan pembelajaran.
Referensi
Budiningsih, C. Asri. 2008.
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://74.125.153.132/search?q=cache:hgVmORcMB_QJ:id:wikipedia.org
/wiki/Teri_Belajar_Behavioristik+pembelajaran+berdasarkan+behavioristik&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar