A. Pengertian
Teori kognitif menerangkan bahwa
pembelajaran adalah perubahan dalam pengetahuan yang disimpan di dalam memori.
Teori kognitif ini bermaksud penambahan pengetahuan ke dalam ingatan jangka
panjang atau perubahan pada skema atau struktur pengetahuan. Pengkajian
terhadapTeori belajar kognitif memerlukan penggambaran tentang perhatian,
memori dan elaborasi reheashal, pelacakan kembali, dan pembuatan informasi yang
bermakna. Manusia memilih, mengamal, memberi perhatian, menghindar, merenung
kembali dan membuat keputusan tentang peristiwa- peristiwa yang berlaku dalam
persekitaran untuk mencapai matlamat secara aktif. Pandangan kognitif yang lama
utamakan perolehan pengetahuan. Pandangan yang baru mengutamakan pembinaan atau
pembangunan ilmu pengetahuan Dalam proses pembelajaran kognitif ini melibatkan
dua proses mental yang penting yaitu persepsi dan pembentukan konsep
(penanggapan).
Perspektif kognitif ditemui tiap individu merencakan respons perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahuan dan memori.
Perspektif kognitif ditemui tiap individu merencakan respons perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahuan dan memori.
Menurut pendekatan kognitif yang
mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang
dimiliki oleh tiap individu kepada situasi belajar. Dengan kata lain apa yang
telah kita diketahui akan sangat menentukan apa yang akan menjadi perhatian,
dipersepsi, dipelajari, diingat ataupun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya
hasil dari proses belajar sebelumnya, tapi juga akan membimbing proses belajar
berikutnya. Berbagai riset terapan tentang hal ini telah banyak dilakukan dan
makin membuktikan bahwa pengetahuan dasar yang luas ternyata lebih penting
dibanding strategi belajar yang terbaik yang tersedia sekalipun. Terlebih bila
pengetahuan dan wawasan yang luas ini disertai dengan strategi yang baik tentu
akan membawa hasil lebih baik lagi tentunya.
Perspektif kognitif membagi jenis
pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:
- Pengetahuan Deklaratif,
yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau
singkatnya pengetahuan konseptual.
- Pengetahuan Prosedural,
yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal
pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya
“pengetahuan bagaimana”.
- Pengetahuan Kondisional,
adalah pengetahuan dalam hal “kapan dan mengapa” pengetahuan deklaratif
dan prosedural digunakan.
teori belajar yang
dibahas dalam perspektif kognitif ini adalah tentang bagaimana individu
mengingat dan bagian apa saja dari memori yang bekerja dalam proses berpikir
seperti pada pemecahan masalah. Model pengolahan informasi merupakan salah satu
model dari perspektif teori belajar ini yang menjelaskan kerja memori manusia
sesuai dengan analogi komputer, yang meliputi tiga macam sistem penyimpanan
ingatan: memori sensori, memori kerja dan memori jangka panjang.
·
Memori Sensori adalah sistem mengingat
stimuli secara cepat sehingga analisis persepsi dapat terjadi.
·
Memori Kerja atau memori jangka pendek,
menyimpan lima sampai sembilan informasi pada satu waktu sampai sekitar 20
detik, yang cukup lama untuk pengolahan informasi terjadi. Informasi yang
dikodekan (decode) serta persepsi tiap individu akan menentukan apa
yang perlu disimpan di memori kerja ini.
·
Memori Jangka Panjang menyimpan
informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama. Informasi di dalamnya
disimpan dalam bentuk secara verbal dan visual.
B. Tokoh-tokoh
aliran kognitif antara lain:
Gestalt, Meinong, Ehrenfels, Kohler,
Max Wetheimer, dan Koffka. Menurut mereka manusia tidak memberikan respons
secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya karena manusia adalah
makhluk aktif yang dapat menafsirkan lingkungan dan bahkan dapat mendistorsinya
(merubahnya). Pada dasarnya mereka berpandangan bahwa manusialah yang
menentukan makna stimuli itu, bukan stimuli itu sendiri.
C. Ciri-ciri aliran
kognitif:
1. mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
2. mementingkan keseluruhan daripada bagian-bagian
3. mementingkan peranan kognitif
4. mementingkan kondisi waktu sekarang
5. mementingkan pembentukan struktur kognitif
6. mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
7. mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)
D. Pengembangan
moral kognitif
Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.
Langkah-langkah pembelajaran moral kognitif:
1) menghadapkan siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai,
2) siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu,
3) siswa diminta mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya,
4) siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik,
5) siswa menerapkan tindakan dalam segi lain.
Perkembangan moral manusia berlangsung melalui restrukturalisasi atau reorganisasi kognitif, yang yang berlangsung secara berangsur melalui tahap pra-konvensi, konvensi dan pasca konvensi. Model ini bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampauan mempertimbangkan nilai moral secara kognitif.
Langkah-langkah pembelajaran moral kognitif:
1) menghadapkan siswa pada suatu situasi yang mengandung dilema moral atau pertentangan nilai,
2) siswa diminta memilih salah satu tindakan yang mengandung nilai moral tertentu,
3) siswa diminta mendiskusikan/ menganalisis kebaikan dan kejelekannya,
4) siswa didorong untuk mencari tindakan-tindakan yang lebih baik,
5) siswa menerapkan tindakan dalam segi lain.
E. Sintaks
pembelajaran
Garis besar prilaku guru perlu digambarkan terlebih dahulu dalam sintaks berikut, meski dalam hal ini bersifat dinamik dan kondisional.
Garis besar prilaku guru perlu digambarkan terlebih dahulu dalam sintaks berikut, meski dalam hal ini bersifat dinamik dan kondisional.
Sintaks pembelajaran model pendekatan konflik
kognitif
fase-fase kegiatan guru
Fase 1
Orientasi siswa kepada konflik
fase-fase kegiatan guru
Fase 1
Orientasi siswa kepada konflik
Fase 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sumber belajar yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat aktif dalam penmecahan konflik dan mencari kebenaran konsep
Menganalisis dan mengevaluasi
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan sumber belajar yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat aktif dalam penmecahan konflik dan mencari kebenaran konsep
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan konflik
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang relevan, melaksanakan eksperimen, diskus internal untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah/konflik
Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan
hasil karya, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
Perlu diketahui, tidak hanya itu
saja namun dalam proses belajar juga ada empat tema pendidikan yang perlu
diperhatikan yaitu:
a) mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan,
b) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar,
c) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi,
d) motivasi atau keinginan untuk belajar.siswa, dan guru untuk memotivasinya.
a) mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan,
b) kesiapan (readiness) siswa untuk belajar,
c) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi,
d) motivasi atau keinginan untuk belajar.siswa, dan guru untuk memotivasinya.
Maka dalam pengajaran di Sekolah
Brunner mengajukan bahwa dalam pembelajaran hendaknya mencangkup:
a) Pengalaman – pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar. Pembelajaran dari segi siswa dalah membantu siswa dalam hal mencari alternative pemecahan masalah. Dalam mencari masalah melalui penyelidikan dan penemuan serta cara pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas, pemeliharaan dan pengarahan. Artinya bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
b) Penstrukturan Pengetahuan untuk Pemahaman optimal. Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu pengetahuan yang dipelajari anak – anak. Dengan perkataan lain, anak dibimbing dalam memahami sesuatu dari yang paling khusus (deduktif) menuju yang paling kompleks (induktif), bukanya konsep yang lebih dahulu diajarkan, akan tetapi contoh-contoh kongkrit dari kejujuran itu sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Dan cara mengatur kegiatan kognitif dengan menggunakan sistematika alur piker dan sistematik proses belajar itu sendiri.
a) Pengalaman – pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar. Pembelajaran dari segi siswa dalah membantu siswa dalam hal mencari alternative pemecahan masalah. Dalam mencari masalah melalui penyelidikan dan penemuan serta cara pemecahannya dibutuhkan adanya aktivitas, pemeliharaan dan pengarahan. Artinya bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
b) Penstrukturan Pengetahuan untuk Pemahaman optimal. Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu pengetahuan yang dipelajari anak – anak. Dengan perkataan lain, anak dibimbing dalam memahami sesuatu dari yang paling khusus (deduktif) menuju yang paling kompleks (induktif), bukanya konsep yang lebih dahulu diajarkan, akan tetapi contoh-contoh kongkrit dari kejujuran itu sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Dan cara mengatur kegiatan kognitif dengan menggunakan sistematika alur piker dan sistematik proses belajar itu sendiri.
Orang yang menggunakan alur pikir dalam
pemecahan masalah, Ia akan berfikir sistematis dan dapat mengkontrol kegiatan
kognitifnya, sehingga pembelajaran akan lebih efisien.
Tim Pengembangan MKDK. 1989. Psikologi Belajar.
Semarang: IKIP Semarang
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES
http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/model-pembelajaran-afekti...
http://www.wpfind.com/teori%20pembelajaran%20kognitif/tags
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES
http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/model-pembelajaran-afekti...
http://www.wpfind.com/teori%20pembelajaran%20kognitif/tags
Tidak ada komentar:
Posting Komentar